Pembuatan koloid cara peptisasi

Pembuatan Koloid cara Peptisasi. Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid. Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein (polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim peptin. Zat pemecah (zat pemeptisasi) tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu. Tidak semua zat dapat dijadikan koloid dengan cara peptisasi. Bahkan untuk menjadikan zat tertentu tersebut menjadi larutan koloid, di perlukan zat pemeptisasi yang berbeda. Contohnya adalah seperti yang di bawah ini.

Contoh zat yang bisa di ubah menjadi Koloid dengan cara peptisasi dengan zat pemeptisasinya

  • Agar-agar dan gelatin dipeptisasi oleh air,
  • Karet oleh bensin,
  • Nitroselulosa di peptisasi oleh aseton,
  • Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ;
  • Eendapan Al(OH) 3 dipeptisasi oleh AlCl3.
  • Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif, dll

Cara peptisasi adalah proses dispersinya endapan menjadi system koloid dengan penambahan zat pemecah. Zat pemecah yang dimaksud adalah elektrolit, terutama yang mengandung ion sejenis, atau pelarut tertentu. Penambahkan ion-ion sejenis yang dapat diadsorpsi oleh partikel-partikel koloid dilakukan sampai koloid menjadi stabil. Koagulasi agregat-agregat yang telah membentuk partikel-partikel berukuran koloid dapat dihambat karena adanya ion-ion yang teradsorpsi pada permukaan partikel koloid.


Contoh paling mudah adalah pada proses peptisasi endapanFe(OH)3. Jika pada endapan Fe(OH)3 ditambahkan elektrolit FeCl3 (mempunyai ion Fe3+ yang sejenis) maka Fe(OH)3  maka Fe(OH)3  akan mengadsorpsi ion-ion Fe3+  tersebut. Sehingga, endapan menjadi bermuatan positif dan memisahkan diri untuk membentuk partikel-partikel koloid.

Sinopsis Mahabarata

Sinopsis Mahabarata. Serial Drama India Mahabharata Antv banyak di minati oleh para pemirsa Tv, padahal durasi serial India ini sangat pendek, tidak lebih dari 15 menit. Tetapi karena kisahnya menarik di tambah pemainnya yang tampan-tampan dan cantik-cantik khas India, maka bisa di bilang saat ini, serial mahabarata versi terbaru ini telah menyita perhatian penonton TV. Kalau selama ini banyak yang tidak tertarik dengan wiracerita / epos kuno seperti mahabarata ataupun ramayana, kini banyak sekali yang mencari info sekilas tentang Mahabrata. Orang hanya tahu bahwa Mahabarata adalah kisah tentang perjalanan hidup keturunan wangsa Baharata yaitu Pandawa dan Kurawa dalam menjalankan kewajiban yang di penuhi intrik dan perebutan kekuasaan yang berakhir dalam sebuah perang besar yaitu perang Baratayudha.

Sinopsis mahabarataDi Indonesia, kisah Mahabarata sudah terkenal sejak lama. Dan merupakan salah satu kisah yang menjadi lakonan dalam kesenian wayang, baik wayang kulit, wayang golek ataupun wayang orang. Jika serial Mahabarata India, sesuai dengan pakem yang telah tertulis dalam kitab Mahabarata dan Bhagawdgita yang menjadi referensinya, maka di Indonesia ada kisah Mahabarata versi Indonesia. Walaupun sepintas tidak mengubah alur cerita dan endingnya, tetapi ada beberapa hal yang di adaptasi dan di sesuaikan dengan kebudayaan Indonesia. Berikut ini adalah Sinopsis Mahabarata yang sudah dikenal di masyarakat.

SINOPSIS MAHABARATA

Bangsa Barata adalah keturunan dari Puru Dusmanta yang mendapat anugerah dewa karena baktinya pada orangtua. Salah satu keturunan Barata yang terkenal adalah Prabu Sentanu yang menjadi kakek buyut kurawa dan pandawa. Sejak awal bangsa Barata telah minus keturunan. Di mulai dengan Dewabrata alias Bhisma yang bersumpah tidak akan menikah demi menetramkan hati ibu tirinya, Setyowati, hingga putra-putra Setyowati dari pabu sentanu yang mati sebelum memiliki keturunan. Sehingga dalam keterpaksaan mereka memanggil anak Setyowati dengan suami terdahulu yaitu Begawan Wyasa untuk menjalankan upacara suci pada janda-janda Wicitrawirya agar memiliki keturunan. Dari sini silsilah wangsa barata sudah tidak lagi murni. Meski secara hukum anak-anak barata yang lahir dari para janda adalah sah, tetapi secara defakto, mereka bukanlah darah daging wangsa barata. Dan jika mau mengakui, keturunan Barata sejati terhenti pada Bhisma.

Dari upacara yang di lakukan oleh begawan Wyasa, Dewi Amba melahirkan Destarastra yang buta, sedangkan Dewi Ambalika melhirkan Pandu yang berkepala tengleng. Di luar dari kekurangannya tersebut, kedua keturunan kuru tersebut di anugerahi wajah yang rupawan, keberanian, dan kebijaksanaan. Karena Destarastra buta, maka tahta hastinapura di berikan pada pandu. Dari sinilah sebenarnya sengketa kekuasaan di Hastinapura yang menghancurkan legacy keturunan kuru sebagai bangsa yang besar hancur dalam perang Baratayudha.

Pandu memperistri Kunti dan Madrim yang dimenangkannya dalam suatu sayembara. Sedangkan Destarastra menikahi Gandhari yang di boyong Bhisma dari negeri Gandara. Pemaksaan kehendak oleh Bhisma pada Gandhari agar menikahi pria buta, memunculkan rasa dendam mendalam dalam hati adik Dewi Gandhari yaitu Sengkuni. Dari pernikahan putra-putra kuru tersebut lahirlah Pandawa dan Kurawa.

Kurawa adalah keturunan putra sulung bangsa kuru Destarastra yang karena buta kehilangan hak atas tahta hastinapura. Sedangkan Pandawa adalah keturunan Pandu Dewanata dari kedua istrinya. Kurawa berjumlah 100 orang yang tertua bernama Duryudana, dursasana, dll. Sedangkan kelima Pandawa itu adalah Yudhistira, Bhima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa. Raja Pandu meninggal dalam usia yang masih muda, ketika anak-anaknya belum dewasa. Oleh sebab itu, meskipun buta, Dritarastra diangkat menjadi raja, mewakili putraputra Pandu. Dritarastra membesarkan anak-anaknya sendiri dan Pandawa, kemenakannya. Ia dibantu Bhisma, paman tirinya. Ketika anak-anak itu sudah cukup besar, Bhisma menyerahkan mereka semua kepada Mahaguru Drona untuk dididik dan diberi ajaran berbagai ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan yang harus dikuasai putra-putra bangsawan atau kesatria.

Setelah para kesatria itu selesai belajar dan menginjak usia dewasa, Dritarastra menobatkan Yudhistira, Pandawa yang sulung, sebagai raja. Kebijaksanaan dan kebajikan Yudhistira dalam memerintah kerajaan membuat anakanak Dritarastra, terutama Duryodhana putra sulungnya, dengki dan iri hati. Duryodhana bersahabat dengan Karna, anak sais kereta yang sebenarnya putra sulung Kunti, ibu Pandawa, yang terlahir sebelum putri itu menjadi permaisuri Pandu. (..continue ke Sinopsis Mahabarata 2..)

Arjuna, Ksatria Penengah Pandawa

Arjuna, Ksatria Penengah Pandawa. Arjuna di gambarkan sebagai seorang pria berparas menawan dan berhati lemah lembut. Dia dalah putra ketiga Raja Pandu Dewanata dari Hastinapura dan Dewi Kunti putri dari Raja Kuntiboja, adik dari Prabu Basudewa raja dari Kerajaan Mandura. Sebagai putra ketiga, Arjuna disebut juga sebagai ksatria penengah pandawa. Karena selain dia berada di urutan paling tengah, sifatnya yang lemah lambut, tidak suka konfrontasi membuatnya seringkali berperan sebagai penengah. Arjuna sangat pandai memanah, dan merupakan murid kesayangan Mahaguru Drona. Selain itu Arjuna juga merupakan sepupu kesayangan Krishna (Kresna). Bahkan ada pendapat yang menyatakan bahwa Kresna dan Arjuna merupakan sama-sama titisan dewa Wisnu, di mana kalau Kresna menjadi perencana maka Arjuna adalah pelaksananya.
 
Arjuna kartunNama Arjuna sendiri memiliki arti yang tidak ternoda. Meski secara formalitas, Arjuna adalah putra Pandu Dewanata, tetapi sebenarnya dia adalah putra dari Batara Indra (Dewa Indra) yang di panggil oleh Dewi Kunti menggunakan mantra pemberian Resi Durwasa. Arjuna mewarisi sifat dewa ayahnya, yaitu gagah berani, kuat, taat, setia dan tidak tertandingi dalam ilmu kedigjayaan terutama dalam hal panah memanah. Selain ahli memanah, Arjuna juga di kenal sebagai ahli filsafat dan hafal ayat-ayat Weda. Arjuna juga sangat pandai memainkan alat musik, bahkan dalam satu episode mahabarata, Arjuna menjadi guru tari bernama Brihanala.
 
Parasnya yang menawan dan sifatnya yang lemah lembut membuat banyak gadis terpikat padanya. Banyak wanita ingin di peristri Arjuna, agar keturunannya memiliki sifat dan paras seperti bapaknya. Arjuna memiliki banyak istri, tetapi yang paling di cintai melebihi istri-istri yang lain adalah Subrada (Sumbrodo), adik Prabu Kresna. Dari istri-istrinya tersebut Arjuna di karuai beberapa orang anak. Diantaranya adalah Abimanyu, sang pemilik wahyu makhuta raja.
 
Arjuna memiliki banyak nama dan julukan, diantaranya adalah:
  • Dewanagari (pelindung negara)
  • Janaka (memili banyak istri)
  • Permadi
  • Palgunadi (bintang utara)
  • Dananjaya (pemilik busur panah)
  • Parta (anak kunti )
 
  • Indrasuta (putra batara Indra)
  • Bharatasrestha (keturunan barata terbaik)
  • Indratanaya (keturunan batara Indra), dll.
Berikut ini sekilas Biodata Arjuna
 
  • Nama : Arjuna
  • Lahir : Di Sastringa, lereng gunung Himawan pada hari saat bintang utara (palguna) tampak di Zenith.
  • Kasta : Ksatria
  • Suku bangsa: Kuru / Bharata
  • Senjata: Panah Pasopati, Panah Sarotama, Panah Brahmastra, keris Kyai baruna, dll
  • Istri : Dropadi, Subrada, Ulupi, Supraba, Wilutama, dll.
  • Anak-anak: Abimanyu, Bambang Irawan, Wisangeni, Endang Pregiwa & endang Pregiwati, dll.
  • Kediaman : Ksatrian Madukara   

  • Arjuna1

    Keistimewaan & Keutamaan Arjuna
    • Arjuna tidak pernah kalah dalam bertanding atau bertempur.
    • Arjuna adalah pemenang sayembara dewi Dropadi.
    • Arjuna menerima Bhagawadgita
    • Titisan Dewa Wisnu bersama-sama dengan Kresna.