Sinopsis Mahabarata. Serial Drama India Mahabharata Antv banyak di minati oleh para pemirsa Tv, padahal durasi serial India ini sangat pendek, tidak lebih dari 15 menit. Tetapi karena kisahnya menarik di tambah pemainnya yang tampan-tampan dan cantik-cantik khas India, maka bisa di bilang saat ini, serial mahabarata versi terbaru ini telah menyita perhatian penonton TV. Kalau selama ini banyak yang tidak tertarik dengan wiracerita / epos kuno seperti mahabarata ataupun ramayana, kini banyak sekali yang mencari info sekilas tentang Mahabrata. Orang hanya tahu bahwa Mahabarata adalah kisah tentang perjalanan hidup keturunan wangsa Baharata yaitu Pandawa dan Kurawa dalam menjalankan kewajiban yang di penuhi intrik dan perebutan kekuasaan yang berakhir dalam sebuah perang besar yaitu perang Baratayudha.
Di Indonesia, kisah Mahabarata sudah terkenal sejak lama. Dan merupakan salah satu kisah yang menjadi lakonan dalam kesenian wayang, baik wayang kulit, wayang golek ataupun wayang orang. Jika serial Mahabarata India, sesuai dengan pakem yang telah tertulis dalam kitab Mahabarata dan Bhagawdgita yang menjadi referensinya, maka di Indonesia ada kisah Mahabarata versi Indonesia. Walaupun sepintas tidak mengubah alur cerita dan endingnya, tetapi ada beberapa hal yang di adaptasi dan di sesuaikan dengan kebudayaan Indonesia. Berikut ini adalah Sinopsis Mahabarata yang sudah dikenal di masyarakat.
SINOPSIS MAHABARATA
Bangsa Barata adalah keturunan dari Puru Dusmanta yang mendapat anugerah dewa karena baktinya pada orangtua. Salah satu keturunan Barata yang terkenal adalah Prabu Sentanu yang menjadi kakek buyut kurawa dan pandawa. Sejak awal bangsa Barata telah minus keturunan. Di mulai dengan Dewabrata alias Bhisma yang bersumpah tidak akan menikah demi menetramkan hati ibu tirinya, Setyowati, hingga putra-putra Setyowati dari pabu sentanu yang mati sebelum memiliki keturunan. Sehingga dalam keterpaksaan mereka memanggil anak Setyowati dengan suami terdahulu yaitu Begawan Wyasa untuk menjalankan upacara suci pada janda-janda Wicitrawirya agar memiliki keturunan. Dari sini silsilah wangsa barata sudah tidak lagi murni. Meski secara hukum anak-anak barata yang lahir dari para janda adalah sah, tetapi secara defakto, mereka bukanlah darah daging wangsa barata. Dan jika mau mengakui, keturunan Barata sejati terhenti pada Bhisma.
Dari upacara yang di lakukan oleh begawan Wyasa, Dewi Amba melahirkan Destarastra yang buta, sedangkan Dewi Ambalika melhirkan Pandu yang berkepala tengleng. Di luar dari kekurangannya tersebut, kedua keturunan kuru tersebut di anugerahi wajah yang rupawan, keberanian, dan kebijaksanaan. Karena Destarastra buta, maka tahta hastinapura di berikan pada pandu. Dari sinilah sebenarnya sengketa kekuasaan di Hastinapura yang menghancurkan legacy keturunan kuru sebagai bangsa yang besar hancur dalam perang Baratayudha.
Pandu memperistri Kunti dan Madrim yang dimenangkannya dalam suatu sayembara. Sedangkan Destarastra menikahi Gandhari yang di boyong Bhisma dari negeri Gandara. Pemaksaan kehendak oleh Bhisma pada Gandhari agar menikahi pria buta, memunculkan rasa dendam mendalam dalam hati adik Dewi Gandhari yaitu Sengkuni. Dari pernikahan putra-putra kuru tersebut lahirlah Pandawa dan Kurawa.
Kurawa adalah keturunan putra sulung bangsa kuru Destarastra yang karena buta kehilangan hak atas tahta hastinapura. Sedangkan Pandawa adalah keturunan Pandu Dewanata dari kedua istrinya. Kurawa berjumlah 100 orang yang tertua bernama Duryudana, dursasana, dll. Sedangkan kelima Pandawa itu adalah Yudhistira, Bhima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa. Raja Pandu meninggal dalam usia yang masih muda, ketika anak-anaknya belum dewasa. Oleh sebab itu, meskipun buta, Dritarastra diangkat menjadi raja, mewakili putraputra Pandu. Dritarastra membesarkan anak-anaknya sendiri dan Pandawa, kemenakannya. Ia dibantu Bhisma, paman tirinya. Ketika anak-anak itu sudah cukup besar, Bhisma menyerahkan mereka semua kepada Mahaguru Drona untuk dididik dan diberi ajaran berbagai ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan yang harus dikuasai putra-putra bangsawan atau kesatria.
Setelah para kesatria itu selesai belajar dan menginjak usia dewasa, Dritarastra menobatkan Yudhistira, Pandawa yang sulung, sebagai raja. Kebijaksanaan dan kebajikan Yudhistira dalam memerintah kerajaan membuat anakanak Dritarastra, terutama Duryodhana putra sulungnya, dengki dan iri hati. Duryodhana bersahabat dengan Karna, anak sais kereta yang sebenarnya putra sulung Kunti, ibu Pandawa, yang terlahir sebelum putri itu menjadi permaisuri Pandu. (..continue ke Sinopsis Mahabarata 2..)